Kamis, 16 Oktober 2014

Sebelum 8 Jam, Segera Tangani Pasien Stroke

Sebelum 8 Jam, Segera Tangani Pasien Stroke 


Stroke muncul bila ada hambatan pada aliran darah ke otak. Padahal, aliran darah adalah jalan utama sekaligus pemasok utama oksigen dan saripati yang akan dipompa oleh jantung, lalu dialirkan ke otak. Jika ada sumbatan hingga aliran darah ke otak lebih sedikit dari 15 cc /100 gr/menit, akan menyebabkan kematian sel. Matinya sel-sel di area otak itulah yang menyebabkan stroke.

Penanganan yang cepat dan tepat di fase akut akan sangat menentukan kondisi pasien stroke. Dalam manajemen stroke akut, dikenal istilah golden period yang merujuk pada batas waktu pasien harus mendapat penanganan.

“Pasien stroke rata-rata telat mendapat penanganan karena memang di awal-awal tidak ada rasa nyeri. Gejalanya ringan, sehingga mungkin sekali pasien tidak menyadari. Pasien baru memeriksakan jika gejalanya sudah berlanjut,” tutur dr. Nizmah, SpS.,  spesialis saraf dari RS Bunda Jakarta.

Meski demikian, ujar dr. Heri Aminuddin, MD spesialis bedah saraf dari rumah sakit yang sama, saat pasien sudah terkena stroke, bukan berarti tak ada lagi harapan. “Terpenting, ia mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Golden period pada pasien stroke adalah 6 – 8 jam. Itu sudah harus ditangani. Tapi yang terpenting dan sangat berpengaruh justru di jam-jam pertama,” terangnya.

Sementara itu, untuk melakukan penanganan dengan cepat dan tepat, tutur Nizmah, diperlukan pengetahuan untuk mengenali tanda-tanda awal stroke. “Cara-cara mengenalinya dapat disingkat menjadi FAST,” pungkasnya.

FAST adalah singkatan dari Face dropping, Arm weakness, dan Speech difficulty yang dapat dijadikan indikasi pasien stroke, serta Time yang artinya segera manfaatkan waktu untuk membawa pasien ke rumah sakit jika tanda-tandanya mengindikasikan ia terkena stroke.

“Dalam stroke, kehilangan waktu sama dengan kehilangan otak. Jika aliran darah berhenti dan suplai darah yang berisi oksigen dan glukosa ke otak berhenti lebih dari lima menit, sel-sel itu bisa mati,” tambah Nizmah.

Namun meski daerah intinya sudah mati, ia menambahkan, masih ada daerah di sekitarnya, yaitu penumbra, yang akan diselamatkan. “Daerah penumbra itu bisa dibilang masih pingsan, belum mati. Pasien yang datang karena stroke itu, kan, rata-rata daerah sel intinya sudah mati. Jadi yang diselamatkan adalah sel-sel yang pingsan di penumbra itu. Jangan sampai, daerah sekitarnya ikut mati.”

Jangan Diberi Minum
Lalu, apa langkah -langkah menghadapi orang yang terkena serangan stroke ? Ikuti saran Dr. Ibnu Benhadi, SpBS(k) berikut ini:

1 . Posisikan pasien dalam kondisi telentang dengan posisi kepala naik sebanyak 30 derajat. Beri bantal sebagai ganjalan.

2.  Lepaskan pakaian pasien agar ia bisa mengambil napas dengan lebih longgar.

3.  Beri ruang untuk oksigen. Buka jendela atau sirkulasi udara lainnya dan jangan mengelilingi atau mengepung pasien.

4.  Jangan diberi minum, karena stroke biasanya disertai gangguan fungsi menelan. Apabila fungsi menelannya tak maksimal, saat diberi minum pasien akan sulit membedakan saluran cerna dan saluran napas. Sehingga air berisiko masuk ke paru-paru.

5.  Pertahankan kadar gula darahnya.

6.  Beri antikonulsan bila disertai dengan kejang.

7.  Perhatikan TIK, reperfusi, dan neuroprotector .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar