Senin, 20 Oktober 2014

Hipertensi: Gejalanya Sering Tak Disadari

 Hipertensi: Gejalanya Sering Tak Disadari


Penyakit tidak menular  (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7 persen pada tahun 1995, menjadi 49,9 persen pada tahun 2001, dan 59,5 persen pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke, disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi  adalah keadaan tekanan darah yang melebihi batas atas prehipertensi, yaitu di atas 140/90 mmHg. Kondisi ini, lebih lanjut dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Hipertensi  sering tidak menunjukkan gejala , sehingga baru disadari bila telah terjadi gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, ginjal, atau stroke. Tidak jarang, hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 juga menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi  di masyarakat belum terdiagnosis. Baru 7,2 persen penduduk yang sudah tahu bahwa ia memiliki hipertensi, sementara 76 persen kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.

Dengan kata lain, masih ada sebanyak 76 persen masyarakat yang belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi . Dari jumlah itu, hanya 0,4 persen dari total kasus yang penderitanya mengonsumsi obat antihipertensi.

Hipertensi  digolongkan menjadi hipertensi primer dan sekunder.

Hipertensi Primer:   Disebabkan oleh keturunan, obesitas, diet tinggi natrium, dan stres pikiran. Kasus ini merupakan mayoritas yang diderita pasien hipertensi, yakni sebanyak 90 persen.

Hipertensi Sekunder:   Disebabkan secara spesifik oleh orang lain.

Perlu diingat, hipertensi dapat menyebabkan beragam komplikasi, di antaranya penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan sebagainya.

Upaya pencegahan hipertensi  dapat dilakukan dengan pengecekan kesehatan secara berkala, tidak mer0k0k, banyak beraktivitas fisik, diet sehat dan kalori seimbang, istirahat yang cukup, serta mengendalikan stres.

Di beberapa negara-negara maju, terbukti bahwa pencegahan dan pengobatan hipertensi serta pengendalian faktor risiko kardiovaskular lainnya, telah menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar