Senin, 20 Oktober 2014

Benarkah, Botox Bisa Melawan Kanker?

 Benarkah, Botox Bisa Melawan Kanker?



Botox, suntikan yang digemari oleh mereka yang mencari wajah bebas kerut, ternyata terindikasi dapat membantu melawan kanker, jika disuntikkan ke saraf yang tepat.

Penelitian yang dipublikasikan di Science Translational Medicine menunjukkan, saraf ternyata membantu kanker lambung tumbuh.

Penelitian yang dilakukan pada tikus percobaan menemukan bahwa penggunaan racun untuk membunuh saraf ternyata bisa menghentikan pertumbuhan tumor perut dan membuat mereka lebih rentan terhadap kemoterapi.

Meski, Cancer Research UK mengatakan penelitian ini masih dalam tahap awal dan masih belum menemukan kesimpulan, apakah benar suntikan botox bisa membantu menyelamatkan nyawa.

Botox, sedianya digunakan untuk memerangi tanda-tanda penuaan, bukan kanker. Toksin yang terkandung dalam botox bekerja dengan cara mengganggu fungsi saraf sehingga otot mengendur dan mengurangi keriput. Pertumbuhan saraf pembentuk keriput, dalam penelitian yang sama, disinyalir dapat menjadi bahan bakar pertumbuhan kanker.

Para ilmuwan di Columbia University Medical Centre, New York, dan Norwegian University of Science and Technology di Trondheim, lantas menyelidiki peranan saraf bernama vagus, yakni saraf yang terbentang dari otak ke sistem pencernaan, pada kanker lambung.

Ternyata, memotong saraf tersebut atau menyuntikkan botox terbukti dapat memperlambat pertumbuhan tumor dan membuat tumor tersebut lebih responsif terhadap kemoterapi.

Salah satu ilmuwan, Dr Timothy Wang, mengatakan kepada BBC, "Jika Anda hanya memotong saraf tersebut, apakah akan menyembuhkan kanker? Mungkin tidak."

Ia melanjutkan, "Setidaknya dalam tumor fase awal, jika Anda merusak saraf, tumornya menjadi jauh lebih responsif terhadap kemoterapi. Kami tidak melihat ini sebagai pengobatan tunggal, namun sebagai cara untuk membuat perawatan yang sudah dilakukan saat ini dan di masa depan lebih efektif."

Beberapa percobaan telah dimulai pada pasien yang harus menjalani pembedahan untuk mengangkat kanker perut. Ada juga penelitian yang menunjukkan saraf mungkin memiliki peran dalam kanker prostat.

Namun, Dr Wang mengakui, jalan masih panjang sebelum penrawatan ini dapat dilakukan. "Kanker adalah penyakit yang sangat mutakhir. Perawatan apapun, yang tampak hebat sekalipun, ketika Anda mulai mengaplikasikannya ke pasien, tampaknya kanker selalu lebih pintar daripada kita."

Eleanor Barrie, manajer komunikasi ilmu senior di Cancer Research UK, mengatakan, "Selama beberapa tahun terakhir, beberapa bukti telah muncul, bahwa kanker perut tertentu tumbuh karena sinyal dari sistem saraf."

Penelitian menarik ini menambah bukti, penelitian dan perawatan yang inovatif sangat penting untuk dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar