Senin, 20 Oktober 2014

Penderita Bipolar Harus Mau Minum Obat dan Ubah Gaya Hidup

 Penderita Bipolar Harus Mau Minum Obat dan Ubah Gaya Hidup


 Hal yang paling mudah untuk mendiagnosa seseorang memiliki gangguan bipolar adalah dengan melihat kondisi suasana hatinya. Apakah suasana hatinya kerap berubah-ubah dalam satu waktu (mood swing)? Selain itu, gangguan bipolar bisa juga disebabkan oleh penyakit yang disebabkan infeksi otak, ketergantungan obat terlarang, masalah tiroid, HIV, ADHD, efek samping pengobatan, atau masalah kejiwaan lainnya.

Hingga kini belum ada lab khusus untuk mendiagnosa gangguan ini. Biasanya psikiater akan melakukan diagnosa melalui riwayat keluarga, latar belakang pasien, mengevaluasi suasana hati pasien, dan lainnya.

Pengobatan merupakan salah satu kunci utama agar orang dengan gangguan bipolar bisa hidup stabil dan produktif. Pengobatan juga bisa menetralisir suasana hatinya yang kerap tak terkontrol. Pasien mungkin juga akan diresepkan obat antipsikotik dan obat antikonvulsan untuk menghindari kekambuhan.

Selain terapi bicara, ada beberapa terapi lain yang bisa dilakukan. Di antaranya, terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy)  yang fokus mengubah pandangan dan perilaku yang berhubungan dengan perubahan suasana  hati (mood swing) , terapi interpersonal yang dilakukan untuk mengatasi ketegangan yang berhubungan dengan relasi personal, serta social rhythm therapy untuk membantu pasien membangun dan mengatur rutinitas hariannya.

Membangun rutinitas yang kokoh bisa membantu kehidupan pasien menjadi lebih baik. Rutinitas itu bisa mencakup tidur, sarapan, dan berolaraga yang teratur. Alkohol dan obat-obatan terlarang harus dihindari karena bisa memicu gejala bipolar.

Pasien juga harus belajar untuk mengidentifikasikan tanda-tanda episode depresi dan manik yang mungkin akan muncul dalam dirinya. Dengan begitu mereka bisa mencari bantuan sebelum episode berlangsung dan menjadi tak terkendali.

Banyak orang yang tidak sadar kalau mereka memiliki gangguan bipolar. Mereka bisa menjadi sangat frustrasi (episode depresi) dan ketakutan (episode manik). Jika ada orang terdekat Anda yang memiliki gangguan ini, ada baiknya Anda tidak menjauhinya, tapi justru memberi dukungan penuh agar ia terus termotivasi mengurus kehidupannya sesuai dengan kondisinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar