Senin, 20 Oktober 2014

Penderita Bipolar Punya Kecenderungan Ingin Bunuh Diri

 Penderita Bipolar Punya Kecenderungan Ingin Bunuh Diri


Belum juga berita “pemasungan” Marshanda yang dilakukan ibundanya reda, kemarin (11/8) dunia dihebohkan dengan kematian aktor gaek AS, Robin Williams (63). Keduanya didiagnosa memiliki gangguan bipolar.

Di Indonesia sendiri, kata “gangguan bipolar” mungkin terdengar awam. Sebagian orang menganggap, gangguan ini dikategorikan dengan gangguan kejiwaan yang lekat dengan istilah “gila”.

Gangguan bipolar, yang kadang disebut manik depresi, adalah kondisi membingungkan yang menyebabkan pergeseran ekstrim dalam suasana hati seseorang. Seperti laiknya mengendarai roller coaster  dalam gerak lambat, orang dengan gangguan bipolar seperti menghabiskan hari-harinya di suatu puncak sampai kemudian terjun tiba-tiba ke dalam depresi tanpa henti.

Tahapan Bipolar

Keadaan suasana hati (mood ) ini sering diistilahkan episode. Berikut macam-macam tahap atau episode mood yang dialami orang dengan gangguan bipolar.

1. Depresi. Tingkatan depresi bervariasi dari orang ke orang. Tanpa perawatan serius, depresi bisa berlangsung intens. Gejala umumnya seperti, merasa sedih dan khawatir tanpa sebab, kehilangan energi (tidak bersemangat), putus asa, dan sulit konsentrasi. Penderitanya juga tiba-tiba kehilangan minat terhadap hobi, tubuh kehilangan atau mengalami pertambahan berat badan, susah atau terlalu sering tidur, dan memiliki keinginan bunuh diri.

2. Mani k . Selama fase manik atau mania, pasien cenderung merasa gembira dan percaya mereka bisa melakukan apapun. Hal ini dapat mengakibatkan harga diri meningkat, agitasi, tidak merasa ingin tidur (yang disebabkan peningkatan energi), lebih banyak bicara, dan memikirkan banyak hal dalam satu waktu.

Perilaku sembrono, termasuk belanja berlebihan (seringkali tidak penting), dorongan seks yang tinggi, mengebut saat mengemudi, dan penyalahgunaan zat terlarang juga sering dilakukan. Jika seseorang  mengalami tiga atau lebih dari gejala-gejala ini dalam kurun waktu seminggu, bisa dikatakan ia berada pada episode manik.

3. Campuran. Si Penderita mengalami episode depresi dan manik secara bersamaan. Perilaku mereka seringkali sulit dikendalikan dan bertolak belakang dengan suasana hati. Misalnya saja, tiba-tiba merasa sedih saat sedang melakukan aktivitas yang menyenangkan. Biasanya hal ini terjadi pada penderita di usia remaja.

Penyebab Bipolar

Secara pasti, para ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan gangguan ini pada seseorang. Berdasarkan teori, hal itu disebabkan ketidaknormalan gelombang kimiawi di otak. Ketika level gelombang senyawa kimiawi itu meningkat, pasien akan mengalami episode manik. Dan sebaliknya, ketika gelombangnya terlalu rendah, pasien akan mengalami episode depresi.

Gangguan bipolar bisa terjadi pada siapa saja. Pada kebanyakan kasus, gejala gangguan ini bisa terlihat pada seseorang di usia 15 sampai 30 tahun. Mereka yang berisiko mengalami gangguan ini adalah yang memiliki riwayat keluarga yang sama. selain itu, bisa juga dikarenakan stres yang tak segera dikendalikan, penggunaan obat-obat terlarang, atau hal lain yang memicu suasana hati.

Bipolar dan Bunuh Diri

Orang dengan gangguan bipolar berisiko ingin mengakhiri hidupnya. Keinginan bunuh diri ini 10-20 kali lebih kuat dibandingkan orang-orang yang sedang berjuang melawan penyakit lain. Jika Anda menemukan orang terdekat Anda sering berbicara tentang bunuh diri dan tidak takut atau kerap melakukan hal-hal yang berisiko kematian, waspadalah. Jangan ragu untuk mencari bantuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar