Jumat, 17 Oktober 2014

Herpes Zoster, Kembalinya Virus Cacar yang Menetap

 Herpes Zoster, Kembalinya Virus Cacar yang Menetap

 

Penyakit Herpes Zoster  (HZ) mungkin masih terdengar asing bagi Anda. Tapi ketika disebut cacar api atau cacar ular, Anda mungkin mengenalnya. Meski tak sepopuler cacar air, ternyata risiko HZ pun mengintai orang dewasa yang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini disebabkan oleh virus pada cacar air,  yaitu varicella-zoster, yang aktif kembali.

Fakta yang mengagetkan, sebanyak 95 persen orang dewasa berusia di atas 50 tahun berisiko mengalami HZ karena pernah menderita cacar air sebelumnya. Pasalnya, saat virus HZ masuk ke dalam tubuh manusia, virus tersebut berdiam di sistem saraf dan menetap di dalamnya.

Virus ini dapat aktif kembali dan muncul dalam bentuk HZ yang ditandai dengan adanya ruam merah berisi cairan (bintil), biasanya disertai dengan rasa nyeri yang menyakitkan. Rata-rata 1 dari 3 orang berisiko mengalami HZ semasa hidupnya.

Menurut dr. Suria Nataatmadja, Medical Affairs Director  di MSD Indonesia, dalam media seminar tentang pencegahan HZ, penyakit ini menyakitkan dan bisa menyebabkan komplikasi serius termasuk nyeri yang berlangsung selama berbulan-bulan dan bahkan tahunan.

Serang Segala Usia
Dr. Hanny Nilasari, SpK(K) dari Kelompok Studi Herpes Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), menyampaikan pendapatnya, “HZ dapat terjadi pada semua usia. Biasanya sering terjadi ketika seseorang mengalami penurunan imunitas. Ini disebabkan oleh banyak hal, seperti usia lanjut, pasien dengan keganasan, pasien yang mendapat kemoterapi atau terapi steroid jangka panjang, dan orang dengan HIV.”

Gejala HZ ditandai dengan adanya ruam yang sifatnya khas, yaitu berupa bintil berisi cairan jernih yang mengenai sepanjang satu dermatom. “Ruam ini rasanya nyeri dan sering gatal. Biasanya berlangsung selama 3–5 hari sebelum lesi menjadi cairan keruh atau nanah dan keropeng,” tambah Hanny.

Bahkan pada beberapa kasus, pasien HZ juga mengalami demam, malaise, sakit kepala, nyeri, dan sensasi kulit lokal 1–2 hari sebelum timbul ruam. “Ruam dan nyeri ini paling sering timbul pada area dada dan wajah yang akan sembuh dalam kurun waktu 2 – 3 minggu.”

Sangat Menyakitkan
Pada beberapa orang, HZ dapat meninggalkan rasa nyeri yang dikenal dengan istilah Neuralgia Pasca Herpes (NPH). Ini merupakan komplikasi paling umum pada pasien HZ. Rasa nyerinya beragam, bahkan bisa tetap menetap meskipun kelainan kulit sudah sembuh. Umumnya diidentifikasi dengan timbulnya rasa perih, sensasi terbakar, berdenyut-denyut, seperti ditusuk-tusuk, atau rasa nyeri yang menyakitkan.

Peristiwa ini berlangsung terus-menerus selama lebih dari 90 hari sejak ruam sembuh. “Komplikasi ini muncul sebagai akibat rusaknya serabut saraf akibat dari aktivitas virus. NPH dapat terjadi pada lebih dari 50 persen pasien berusia lebih dari 60 tahun. Rasa nyeri cenderung meningkat dan berlangsung lama.”

Saking nyerinya, sentuhan kain lembut atau angin sepoi-sepoi pada kulit sekalipun dapat terasa sangat menyakitkan. “Ini dikenal dengan istilah Allodynia , rasa nyeri yang timbul akibat stimulus ringan.”

HZ secara fisik akan menyebabkan kurangnya energi, anoreksia, penurunan berat badan, vitali­tas menurun, inaktivitas fisik, serta gangguan tidur. “Sementara itu, secara psikologis HZ akan mengakibatkan depresi dan kecemasan gangguan konsentrasi. Secara sosial juga bisa
menyebabkan interaksi sosial berkurang, perubahan fungsi sosial, serta adanya isolasi sosial. Otomatis HZ menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar