Kamis, 16 Oktober 2014

Pasien Stroke di Usia 30 Tahun Meningkat!

 Pasien Stroke di Usia 30 Tahun Meningkat!

 

Stroke masih menjadi momok yang mengintai penduduk usia lanjut. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menyebutkan, stroke berada di urutan tiga teratas sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan angka kasus mencapai tujuh ratus ribu per tahun.

Di Indonesia, data Riskesdas 2013 menyebutkan prevalensi stroke mencapai 12,1 per seribu orang. Diperkirakan, angka ini akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan faktor risikonya.

Dr. Nizmah SpS.,  spesialis saraf dari RS Bunda Jakarta, menyebutkan bahwa penyakit ini pun masih menjadi penyebab kecacatan nomor satu di dunia. “Tanpa pengobatan, 62 persen pasien stroke bisa mengalami kecacatan, di antaranya gangguan berjalan, gangguan bicara, gangguan penglihatan, adanya perubahan ekspresi wajah, dan sebagainya.”

Kecacatan ini, tambah Nizmah, berkaitan erat dengan hilangnya kemandirian dan menurunnya kualitas hidup pasien. “Ini pun erat kaitannya dengan stres secara emosional,” pungkasnya saat menjadi pembicara di seminar “Stroke Bukan Akhir Segalanya” yang diadakan RS Bunda Jakarta, beberapa waktu lalu.

3 Jenis Serangan
Stroke muncul bila ada hambatan pada aliran darah ke otak. “Ini sebenarnya termasuk penyakit orangtua. Namun sekarang, di umur 25 tahun saja seseorang sudah bisa terkena stroke. Bahkan angka pasien stroke di usia 30 tahun meningkat . Penyebabnya, tak lain adalah gaya hidup yang berubah,” terang dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS(k),  spesialis bedah saraf dari RS Bunda. Ia pun mengungkapkan, dari tujuh orang yang meninggal, satu di antaranya disebabkan oleh stroke.

“Aliran darah menjadi penentunya. Pasalnya, ia adalah jalan utama sekaligus pemasok utama oksigen dan saripati yang akan dipompa oleh jantung, lalu dialirkan ke otak. Jika ada sumbatan hingga aliran darah ke otak lebih sedikit dari 15 cc /100 gr/menit, maka akan menyebabkan kematian sel. Matinya sel-sel di area otak itulah yang menyebabkan stroke,” terang Ibnu.

Padahal, otak berfungsi untuk mengatur semua fungsi tubuh, mulai dari fungsi motorik, mengecap rasa, berpikir, dan bertingkah laku.

Ibnu pun menyebutkan, ada tiga jenis stroke yang umum mengenai pasien.

1. Stroke Iskemik 
Stroke iskemik alias stroke yang disebabkan sumbatan merupakan kasus terbanyak pada pasien stroke. “Sebanyak 80 persen kasus stroke disebabkan oleh adanya sumbatan. Ini bisa diberikan obat pengencer darah, tapi pemberiannya hanya efektif di 3 jam pertama setelah serangan,” jelas Ibnu.

2. Stroke Hemoragik 
Stroke yang disebabkan adanya perdarahan akibat pembuluh darah di otak pecah. “Kasus stroke yang demikian dialami oleh 10 – 15 persen pasien. Apabila sudah ada perdarahan, maka bisa dilakukan pembedahan.”

3. Mini Stroke
Jenis yang ketiga adalah mini stroke  atau serangan otak sepintas. Mini stroke  juga biasa dikenal dengan istilah TIA (Transient Ischemik Attack ). “Jenis stroke ini dialami oleh 5 persen pasien stroke. Namun perlu diketahui, sebanyak 30 persen stroke didahului dengan mini stroke. Biasanya, serangan TIA ini bisa membaik dengan sendirinya dalam waktu semalam. Tapi tetap perlu ditangani,” tambah Ibnu.

Penilaian yang akurat tentang penyebab terjadinya stroke, dapat menentukan pengobatan apa yang sebaiknya ditempuh. “Lebih lanjut, ini dapat sangat menentukan keberhasilan terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar