Minggu, 12 Oktober 2014

Menikah Beda Rhesus Bahayakan Janin

 Menikah Beda Rhesus Bahayakan Janin
 

Mungkin banyak diantara anda yang tidak mengetahui tentang rhesus (penggolongan jenis darah). Rhesus ini ternyata sangat penting untuk diketahui, terlebih bagi para wanita yang ingin mempunyai anak. Perbedaan jenis rhesus darah ini bisa membahayakan janin. Ada atau tidaknya zat antigen dalam sel darah yang mejadikan perbedaan pada rhesus positif yaitu terkandung zat antigen pada darah sedangkan  rhesus negatif tidak mengandung zat antigen tersebut. Kebanyakan dari orang Indonesia memiliki rhesus positif. Orang yang memiliki rhesus negatif di dunia ini amatlah sedikit, sehingga akan kesulitan jika memerlukan pendonor darah.

Pada umumnya rhesus negatif adalah orang-orang berkulit putih. Pada umumnya tubuh ibu akan bereaksi dengan cara memberikan rangsangan pada darah merah dalam pembentukan ntibodi (antirhesus) dalam melindungi tubuh anda dan janin. Hal ini yang menimbulkan antirhesus atau penghancur sel darah merah. Sehingga kondisi ini akan mengakibatkan kematian pada janin di dalam rahim atau apabila bayi lahir akan mengalami beberapa gangguan kesehatan seperti anemia, kuning, hati bengkak bahkan pada kasus yang lebih parah adalah gagal jantung.

Resiko pada Kehamilan Kedua

Pada kehamilan pertama perbedaan rhesus ibu dan janin tidak berakibat yang terlalu signifikan. Ini dikarenakan saat kehamilan pertama, zat antibodi atau antirhersus yang terbentuk amatlah kecil. Walaupun ini terbentuk namun dengan jumlah yang tidak banyak sehingga bayi dapat lahir dengan sehat. Zat antibodi ini baru dimulai saat keguguran pertama, atau kelahiran pertama. Pada saat plasenta itu lepas, dinding rahim dan plasenta yang dihubungkan oleh pembuluh darah akan ikut terputus. Yang mengakibatkan sel darah merah pada bayi masuk dengan jumlah yang sangat besar. Setelah 48-72 jam seusai melahirkan ataupun keguguran, secara sendirinya tubuh terdorong untuk menghasilkan zat antibodi lebih banyak lagi. Jika si ibu mengandung kembali, zat tersebut dapat mengancam sel darah merah pada janin dan menembus plasenta.

Antibodi ini sama dengan antibodi lainnya yang apabila terdapat zat asing di dalam tubuh, maka antibodi ini akan siap melindungi si ibu, dan saat zat asing itu kembali muncul, maka tubuh si ibu bisa menyerang hingga menghancurkannya. Hal itu terjadi untuk keselamatan ibu itu sendiri. Pada umumnya, kadar antibodi setiap ibu berbeda. Ada yang kadar antibodinya tinggi dan juga rendah. Yang paling membahayakan, jika antibodinya sangat tinggi. Pada kondisi tersebut janin harus tetap terkontrol dengan ultrasonografi. Dokter akan membantu jika terjadi masalah di pernafasan, dan pembesaran hati.

Yang perlu dilakukan :

1.  Lakukan pemeriksaan kesehatan pada anda dan pasangan anda sebelum menikah. Namun, jika anda setelah menikah tidak memeriksakan kesehatan juga rhesus maka lakukan pemeriksaan segera pada saat hamil.

2.  Bila ternyata terjadi perbedaan rhesus dengan suami maka konsultasikan segera agar dokter memberikan pencegahan agar zat antibodi tidak terbentuk, dokter biasanya akan memberikan obat RhoGAM /Rhogama globulin atau dengan obat Rh immunuglobulin. Yang disuntikan ketika kandungan memasuki 28 minggu dan pada saat melahirkan.

3.  Apabila si ibu memiliki rhesus negatif dan baru terdeteksi pada usia kelahiran, sebaiknya suntikkan obat RhoGAM tersebut daam kurun waktu 72 jam setelah selasai kelahiran. Karena obat tersebut hanya berlangsung efektif pada 12 minggu, selanjutnya lewat dari waktu itu anda sebaiknya mendapatkan suntikan lagi supaya tidak ada masalah pada kehamilan berikutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar